GEOMETRI REKAHAN PEMODELAN AWAL HYDRAULIC FRACTURING SHALE OIL PADA SUMUR “ANR-01” FORMASI BROWN SHALE-PEMATANG GROUP LAPANGAN “ALANARA” BERDASARKAN ROCK MECHANICS DENGAN MENGGUNAKAN DATA LOGGING

RAHMAWATI, ALEGA NUR (2019) GEOMETRI REKAHAN PEMODELAN AWAL HYDRAULIC FRACTURING SHALE OIL PADA SUMUR “ANR-01” FORMASI BROWN SHALE-PEMATANG GROUP LAPANGAN “ALANARA” BERDASARKAN ROCK MECHANICS DENGAN MENGGUNAKAN DATA LOGGING. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

[thumbnail of 2. ABSTRAK.pdf]
Preview
Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (90kB) | Preview
[thumbnail of 3. COVER.pdf]
Preview
Text
3. COVER.pdf

Download (133kB) | Preview
[thumbnail of 4. LEMBAR PENGESAHAN.pdf]
Preview
Text
4. LEMBAR PENGESAHAN.pdf

Download (184kB) | Preview
[thumbnail of 5. DAFTAR ISI.pdf]
Preview
Text
5. DAFTAR ISI.pdf

Download (134kB) | Preview

Abstract

Indonesia memiliki cekungan yang berpotensi menjadi shale reservoir salah
satunya adalah cekungan Sumatra Tengah pada formasi Pematang. Untuk
memproduksikan migas nonkonventional perlu dilakukan perekahan pada source
rock dengan cara hydraulic fracturing sehingga minyak dan/atau gas dapat
dialirkan melalui rekahan-rekahan tersebut dan dipompa ke atas permukaan.
Lapangan “ALANARA” merupakan lapangan eksplorasi yang terletak di
Cekungan Sumatra Tengah. Penelitian ini dilakukan pada sumur “ANR-01” yang
dibor pada tanggal 7 Maret 1994 dan diselesaikan tanggal 23 Mei 1994, Sumur
“ANR-01”merupakan sumur ekplorasi dengan status Dry Hole, merupan sumur
vertical dengan kedalaman 8900 ft atau 2712 m. Obyek penelitian ini adalah pada
formasi Brown Shale Pematang Group. Data yang dimiliki sumur “ANR-01”
meliputi data logging yaitu lithology tool (Gamma Ray Log), porosity tools
(Sonic log, dan Density log). Formasi Brown shale pematang group adalah source
rock yang merupakan batuan shale dengan permeabilitas rendah yaitu 0.4 mD,
karna kecilnya permeabilitas perlu dilakukan hydraulic fracturing.
Parameter untuk melakukan pemodelan hyfrac adalah penentuan sifat
mekanik batuan, stress bawah permukaan, brittleness average dan tekanan rekah.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data hasil running
logging sumur seperti gamma ray log, density log, dan sonic log, yang dilakukan
setelah pemboran selesai. Dari data tersebut dapat digunakan untuk menentukan
sifat mekanik batuan seperti poisson ratio, dan modulus young,yang nantinya
berguna untuk menghitung brittleness average. Untuk menghitung tekanan rekah
perlu mengetahui profil tekanan bawah permukaan seperti tekanan overburden
dan tekanan pori batuan. Setelah data mekanika batuan, brittleness average, dan
tekanan rekah di dapatkan dapat di tentukan model awal hyfrac seperti fluida
perekah, proppant, geometri rekahan, dan tekanan serta rate pompa.
Hasil yang di dapat adalah harga modulus young, poisson ratio, brittleness
average, pada kedalaman 2480-2505 m adalah 41.49 Gpa, 0.23 fraksi, 78 %, dan
nilai Overburden Pressure sebesar 7958,8 Psi, Nilai Pore pressure sebesar
3739,26 Psi, Shmin (tekanan rekah) 5199.33 Psi. Pengaruh Brittleness terhadap
model hyfrac adalah fluida perekah menggunakan sistem slickwater KCL 2%,
proppant perekah 20/40 Interprop jenis ceramic, rate Pompa 20
bbl/menit.geometri rekahan yang terbentuk adalah model PKN dengan panjang
rekahan sebesar 216 ft, tinggi rekahan 82 ft, dan lebar rekahan rata-rata 0.417 inch.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: T Technology > T Technology (General)
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 26 Mar 2019 04:06
Last Modified: 26 Mar 2019 04:06
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/18843

Actions (login required)

View Item View Item