Studi Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi Endapan Porfiri Cu-Au Berdasarkan Analisis Data Core pada Section 040 Daerah Tambang Terbuka Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat

ALDRIN, SEPTIAN and Soesilo, Joko and SETIAWAN, Jatmiko (2019) Studi Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi Endapan Porfiri Cu-Au Berdasarkan Analisis Data Core pada Section 040 Daerah Tambang Terbuka Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA, 5 (2). pp. 81-96. ISSN 2356-024X

[img]
Preview
Text
2019_Jurnal PANGEA_Studi Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi Endapan Porfiri Cu-Au.pdf

Download (15MB) | Preview

Abstract

Daerah penelitian berada di Batu Hijau, yang merupakan salah satu lokasi tambang terbuka yang dikelola oleh PT. Amman Mineral Nusa Tenggara. Secara administratif Batu Hijau berada di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi geologi, penyebaran zona alterasi, zona mineralisasi dan korelasi hubungannya dengan persebaran kadar Cu-Au pada Section 040 (timurlaut-baratdaya) tambang terbuka Batu Hijau. Penelitian dilakukan menggunakan data pemboran inti batuan dari 10 sumur bor yaitu, SBD293, SBD654, SBD257, SBD229, SBD183, SBD566, SBD002, SBD270, SBD009, dan SBD467. Metode penelitian yang dilakukan berupa detail core logging, analisa petrografi, analisa mineragrafi, dan melakukan analisis statistik untuk mengetahui hubungannya dengan sebaran grade Cu-Au. Stratigrafi pada daerah penelitian terdiri atas 4 satuan berurutan dari tua ke muda, antara lain, Satuan breksi vulkanik; intrusi diorit kuarsa; intrusi tonalit porfir 1; dan intrusi tonalit porfir 2. Alterasi pada daerah penelitian dibagi menjadi 4 zona alterasi yaitu, zona biotit+magnetit+k-feldspar (tipe potasik); zona biotit+k-feldspar+klorit (tipe potasik); zona klorit+epidot+kuarsa (tipe propilitik); dan zona serisit+klorit+kuarsa (tipe filik). Sedangkan zona mineralisasi dibagi berdasarkan banyaknya kandungan mineral sulfida dominan antara lain, zona bornit (bornit ± kalkopirit ± pirit); zona kalkopirit (kalkopirit ± bornit ± pirit); zona pirit (pirit ± kalkopirit ± bornit). Berdasarkan analisis statistik diagram Boxplot sebaran kadar Cu-Au dibagi menjadi 3 zonasi yaitu, zona low grade; zona medium grade; dan zona high grade. Hasil analisis menunjukkan zona alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian dikontrol oleh kemunculan intrusi tonalit porfir 1. Zona low grade Cu (0,01-0,5%) berasosiasi dengan semua zona alterasi, mineralisasi zona kalkopirit dan pirit. Medium grade Cu (0,5-1%) berasosiasi dengan zona alterasi biotit+magnetit dan zona serisit+klorit, mineralisasi zona bornit dan zona kalkopirit. High grade Cu (>1%) berasosiasi dengan zona alterasi biotit+magnetit, mineralisasi zona bornit dan zona kalkopirit. Low grade Au (0,00-0,5 g/t) berasosiasi dengan semua zona alterasi, mineralisasi zona kalkopirit dan zona pirit. Medium grade Au (0,5-1 g/t); zona alterasi biotit+magnetit, zona alterasi serisit+klorit, mineralisasi zona bornit dan zona kalkopirit. High grade Au (>1 g/t); zona biotit+magnetit, mineralisasi zona bornit dan zona kalkopirit.

Item Type: Article
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: JOKO SOESILO -
Date Deposited: 17 Jul 2019 03:39
Last Modified: 17 Jul 2019 03:40
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/18396

Actions (login required)

View Item View Item