PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRTANAH AKIBAT AMALGAMASI (Hg) DI DUSUN SANGON II, KELURAHAN KALIREJO, KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Wibowo, Vindy Taviana Putri (2019) PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRTANAH AKIBAT AMALGAMASI (Hg) DI DUSUN SANGON II, KELURAHAN KALIREJO, KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

[thumbnail of ABSTRAK.pdf]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (199kB) | Preview
[thumbnail of COVER.pdf]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (222kB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR ISI.pdf]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (140kB) | Preview
[thumbnail of Lembar Pengesahan.pdf]
Preview
Text
Lembar Pengesahan.pdf

Download (336kB) | Preview

Abstract

Emas adalah salah satu logam mulia. Di daerah Sangon II merupakan salah
satu tempat yang memiliki kandungan emas. Emas ini yang dimanfaatkan
masyarakat untuk mencari nafkah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dampak pencemaran (Hg, TSS dan pH) dengan metode Le Grand, indeks pencemar,
dan menentukan arahan pengelolaan di Dusun Sangon II, Kelurahan Kalirejo,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DIY.
Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan
pemetaan, laboratorium dan matematis. Metode pengambilan sampel terdiri dari
metode grab, survey dan laboratorium. Metode grab digunakan untuk mengambil
sampel air amalgamasi, sedangkan metode survey dan laboratorium digunakan untuk
mengambil airtanah, air sungai dan tanah. Perhitungan untuk mengetahui potensi
pencemaran adalah metode Le Grand dan metode indeks pencemaran. Metode Le
Grand digunakan untuk menghitung besarnya potensi pencemaran yang terjadi di
airtanah dengan 5 parameter yaitu kedalaman muka airtanah, penyerapan di atas
permukan airtanah, Permeabilitas akuifer, kemiringan muka airtanah dan jarak
horizontal sumur dengan sumber pencemar. Perhitungan untuk mengetahui potensi
pencemaran airtanah dan air sungai sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu Air.
Hasil perhitungan pencemaran airtanah menggunakan metode Le Grand pada
pemukiman 1 sebesar 9,77618, sedangkan pada pemukiman 2 yaitu 9,372, dan pada
vegetasi sebesar 9,3014 dengan kategori tercemar sedang. Hasil perhitungan
pencemaran sungai menggunakan indeks pencemaran air sungai 1 sebesar 0,628, air
sungai 2 yaitu 0,834 dan air sungai 3 sebesar 0,724, semua sungai masih dalam baku
mutu. Indek pencemaran airtanah 1 yaitu 0,66 tergolong masih dalam baku mutu
sedangkan airtanah 2 yaitu 2,16 tergolong tercemar ringan, dan pada airtanah 3 yaitu
0,338 tergolong masih dalam baku mutu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air batas maksimum Hg adalah 0,005 mg/L, TSS sebesar
400 mg/L dan pH yaitu 6 – 9. Hasil pengolahan koagulasi paremeter Hg berhasil
mencapai 0,00212 mg/L pada waktu 2 jam dengan efektifitas sebesar 98,60%. Hasil
pengolahan koagulasi paremeter TSS berhasil mencapai 9,67 mg/L pada waktu 1 jam
dengan efektifitas sebesar 51,65%. Hasil pengolahan koagulasi paremeter pH
berhasil mencapai 6 pada waktu 2 jam dengan efektifitas sebesar 20%.
Kata Kunci : Koagulasi, Hg, TSS, pH, Le Grand, Indeks Pencemar

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 28 Jan 2019 04:18
Last Modified: 16 Aug 2023 06:34
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/18231

Actions (login required)

View Item View Item