MODEL ERUPSI GUNUNG GAJAHMUNGKUR YANG MEMBAWA FRAGMEN BATUAN TUA BERUMUR PRA-TERSIER HINGGA TERSIER DI DAERAH SELOGIRI, WONOGIRI, JAWA TENGAH

Danny, Rama and Sutarto, Sutarto and Prasetyadi, Carolus and Putranto, Sapto (2013) MODEL ERUPSI GUNUNG GAJAHMUNGKUR YANG MEMBAWA FRAGMEN BATUAN TUA BERUMUR PRA-TERSIER HINGGA TERSIER DI DAERAH SELOGIRI, WONOGIRI, JAWA TENGAH. In: SEMINAR NASIONAL KEBUIAN KE6, 11-12 December 2013, UGM.

[img]
Preview
Text
2013_UGM_Danny, et.al., Model Erupsi Gunung Gajahmungkur.pdf

Download (821kB) | Preview

Abstract

Pegunungan Selatan merupakan salah satu wilayah yang sangat menarik untuk menjadi objek penelitian geologi, mengingat terdapatnya batuan metamorf berumur Pra-Tersier, yang dipercaya sebagai basement Pulau Jawa dan batuan Tersier yang tersingkap dipermukaan. Di Jawa Tengah Bagian Barat, batuan metamorf Pra-Tersier tersingkap hanya dibeberapa tempat, yakni; daerah Karangsambung, Kebumen dan Perbukitan Jiwo, Bayat, Klaten, sedangkan untuk Jawa Tengah Bagian Timur sampai saat ini belum pernah ditemukan adanya singkapan batuan metamorf Pra-Tersier. Didorong oleh pentingnya mendapatkan informasi tentang batuan dasar di daerah Pegunungan Selatan Bagian Timur maka penelitian ini dilakukan. Daerah Selogiri, Wonogiri merupakan salah satu tempat yang cocok untuk penelitian ini karena disini banyak tersingkap kelompok batuan gunung api purba, salah satunya adalah kelompok Gunung Gajahmungkur dan batuan intrusi yang kemungkinan besar dapat membawa fragmen batuan asing (xenolith) ke permukaan. Aktifitas vulkanisme Oligo-Miosen memberikan dampak yang berarti dalam hal ini. Pembangunan suatu kerucut gunung api melibatkan fase konstruktif dan fase destruktif atau dikenal dengan siklus vulkanisme. Pembentukan batuan luar yang berselingan dengan breksi andesit piroklastika dan tuf andesit mengidikasikan tahap kegiatan vulkanisme yang bersifat membangun (konstruktif) kerucut gunung api strato, sedangkan tahap kegiatan vulkanisme bersifat merusak (destruktif) ditandai oleh melimpahnya breksi pumis, lapili pumis dan tuf berkomposisi andesit – dasit. Sehingga fase terakhir dari Gunung Gajahmungkur bersifat merusak (destruktif) karena tekanan gas magma yang cukup besar dan dapat membawa fragmen batuan tua dari dasar gunung api, lalu melontarkannya keluar permukaan dan diendapkan bersamaan dengan breksi koignimbrit yang terdiri dari bermacam-macam fragmen atau disebut breksi aneka bahan dengan massa dasar pumis dan tuf lapili. Fragmen-fragmen batuan tua ini memiliki kesamaan/kemiripan dengan batuan – batuan yang terdapat di Perbukitan Jiwo, Bayat. Dengan ditemukannya fragmen tersebut, kita dapat menginterpretasikan, bahwa batuan tua ini melampar kearah timur Pegunungan Selatan. Akan tetapi sampai saat ini, peneliti belum menemukan adanya singkapan tersebut dipermukaan. Fragmen batuan tua ini dapat dijadikan gambaran untuk merunut kembali stratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Timur, dimana alas dari Formasi Mandalika mirip dengan di daerah Bayat berupa Formasi Gamping Wungkal yang berumur Eosen Tengah dan batuan dasarnya berupa kompleks batuan metamorf kontinental berumur Pra-Tersier. Katakunci: Breksi Koignimbrit, Formasi Mandalika, Gunung Gajahmungkur, Vulkanisme

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Dr.Ir SUTARTO -
Date Deposited: 22 Jan 2019 07:34
Last Modified: 22 Jan 2019 07:34
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/18096

Actions (login required)

View Item View Item