GEOLOGI DAN STUDI SIKUEN STRATIGRAFI BATUAN KARBONAT UNTUK MENENTUKAN SEJARAH PENGENDAPAN DAERAH PONJONG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SULAEMAN, HANIF IBADURRAHMAN (2013) GEOLOGI DAN STUDI SIKUEN STRATIGRAFI BATUAN KARBONAT UNTUK MENENTUKAN SEJARAH PENGENDAPAN DAERAH PONJONG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Sari.pdf

Download (77kB) | Preview

Abstract

Lokasi telitian terletak di Desa Ponjong bagian selatan dengan jarak + 2 km dari pusat desa. Secara geografis daerah telitian terletak pada koordinat UTM 463750 mE – 478750 mE dan 9117200 mN – 9122800 mN dan luasan 5 x 5 km 2 dimana pengambilan data menggunakan metode pemetaan geologi lapangan dan pengukuran penampang stratigrafi terukur untuk menentukan fasies batuan karbonat. Secara geomorfik, daerah telitian merupakan 1 satuan bentuk asal, yaitu satuan bentuk asal kars. Satuan bentuk asal kars terdiri dari 3 satuan geomorfik, yaitu Satuan geomorfik perbukitan kars (K1), Satuan geomorfik uvala (K2), dan Satuan dataran terrarosa (K3). Pola pengaliran yang berkembang adalah pola multibasinal. Stratigrafi daerah telitian terdiri dari 3 satuan litostratigrafi tidak resmi dengan urutan dari tua ke muda: Satuan batugamping-terumbu (N17-N18), Satuan batugampingberlapis (N17-N19), serta Satuan Terrarosa (Holosen). Satuan batugamping-terumbu diendapkan secara beda fasies terhadap Satuan batugamping-berlapis, sedangkan Satuan Terrarosa diendapkan secara tidak selaras di atas Satuan Satuan batugampingberlapis. Struktur geologi yang terdapat di daerah telitian berupa sesar. Terdapat 2 sesar yang ditemukan, yaitu Sesar Mendatar Ngrawan (Right Slip Fault) dengan bidang sesar N 289 o E/70 o , rake 06 o , sedangkan Sesar Turun Ngampel (Right Normal Slip Fault) memiliki bidang sesar N 10 o E/ 62 o rake 56 o . Pada daerah telitian dapat dibagi menjadi 5 fasies pengendapan yaitu, Reef Core Massive, Reef Core Dish, Fore Reef, Off-reef Open Shelf, dan Back Reef Lagoon. Terdapat 5 sikuen stratigrafi dan 5 Sequence Boundary dengan 2 jenis yang berbeda, jenis pertama dicirikan oleh irregular surface sedangkan jenis yang kedua dicirikan dengan keterdapatan paleosoil. Sejarah pengendapan ditentukan berdasarkan perkembangan sikuen stratigrafi. Terdapat setidaknya 5 periode penurunan muka air laut relatif. Pengendapan pada tiap-tiap sikuen dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu Transgressive System Tract (TST), Highstand System Tract (HST), dan Lowstand System Tract (LST). Pengendapan pada sikuen 1 banyak didominasi oleh fasies reef dan sequence boundary (SB) yang ditemukan (SB 1 dan SB 2) merupakan SB tipe 1 yaitu berupa irregular surface. Pengendapan pada sikuen 2 didominasi oleh fasies off-reef open shelf yang diselingi fasies fore reef, SB yang ditemukan (SB 3) merupakan SB tipe 2 yaitu berupa paleosoil. Pengendapan pada sikuen 3 didominasi oleh fasies off-reef open shelf dan perkembangan fore reef yang terpotong pada fase LST, SB yang ditemukan (SB 4) merupakan SB tipe 1. Pengendapan pada sikuen 4 didominasi oleh fasies off-reef open shelf dan fore reef, SB yang ditemukan (SB 5) merupakan SB tipe 2. Pengendapan pada sikuen terakhir yaitu 5 didominasi oleh fasies off-reef open shelf dan fore reef dimana perkembangan fore reef semakin ke arah darat, SB yang ditemukan (SB 6) merupakan SB tipe 2. SB tipe 1 yaitu berupa irregular surface sehingga menandakan pengendapan berikutnya terbilang cepat, sedangkan SB tipe 2 yaitu berupa paleosoil yang mencirikan jeda pengendapan yang cukup lama.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Chemistry
Depositing User: Mr Suninto Prabowo
Date Deposited: 19 May 2016 08:33
Last Modified: 19 May 2016 08:33
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/1738

Actions (login required)

View Item View Item