ANALISA PROBLEM PEMBORAN SUMUR “AS” LAPANGAN “SA” TRAYEK PEMBORAN 12 ¼” MENGGUNAKAN DATA PERKIRAAN TEKANAN DAN ANALISA CUTTING

SEPTRIA, ANDRES (2018) ANALISA PROBLEM PEMBORAN SUMUR “AS” LAPANGAN “SA” TRAYEK PEMBORAN 12 ¼” MENGGUNAKAN DATA PERKIRAAN TEKANAN DAN ANALISA CUTTING. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of 2. Abstrak.pdf]
Preview
Text
2. Abstrak.pdf

Download (155kB) | Preview
[thumbnail of 3. Cover.pdf]
Preview
Text
3. Cover.pdf

Download (163kB) | Preview
[thumbnail of 4. Lembar Pengesahan.pdf]
Preview
Text
4. Lembar Pengesahan.pdf

Download (163kB) | Preview
[thumbnail of 5. Daftar Pustaka.pdf]
Preview
Text
5. Daftar Pustaka.pdf

Download (169kB) | Preview
[thumbnail of daftar pustaka.pdf] Text
daftar pustaka.pdf

Download (163kB)

Abstract

Pada saat pemboran sumur-sumur eksploitasi di lapangan “SA” berpotensi terjadi problem yang disebabkan oleh tekanan formasi maupun disebabkan lithologi formasi, problem yang disebabkan oleh tekanan formasi antara lain loss circulation dan kick. Loss circulation terjadi jika gradien tekanan formasi berada di bawah gradien tekanan formasi normal yaiut 0,433 psi/ft, sedangkan kick terjadi karena gradien tekanan formasi berada di atas gradien tekanan formasi normal yaitu 0,465 psi/ft. Problem yang disebabkan oleh lithologi formasi adalah loss circulation yang disebabkan oleh formasi yang poros dan permeabel, dan problem swelling atau sloughing. Salah satu batuan yang sering menyebabkan problem pemboran adalah lapisan batuan shale. Lapisan batuan shale cenderung bersifat swelling ataupun sloughing jika terjadi kontak dengan lumpur pemboran. Kecenderungan swelling terjadi jika mineral lempung reaktif terhadap air dan sloughing terjadi jika mineral lempung tidak reaktif terhadap air.
Metode yang digunakan untuk analisa potensi problem pemboran dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan data parameter pemboran (WOB, RPM, ROP, dan data log) untuk memperkirakan besarnya tekanan formasi dan sampel cutting formasi untuk dianalisa kandungan clay-nya. Perkiraan tekanan formasi dilakukan dengan metode Eaton dan d-exponent, sedangkan analisa sampel cutting dilakukan menggunakan uji XRD & uji MBT. Salah satu metode dalam penentuan jenis kandungan mineral adalah menggunakan uji XRD dan untuk menentukan kereaktifan clay menggunakan uji MBT. Analisa XRD dibagi menjadi 2 metode yaitu XRD Bulk Mineral dan XRD Clay Oriented. Uji XRD Bulk Mineral dilakukan untuk mengetahui komposisi mineral secara keseluruhan. Selanjutnya apabila dari bulk mineral mengandung clay maka dilakukan uji XRD Clay Oriented dengan cara memisahkan terlebih dahulu mineral selain clay dan dilakukan penembakan XRD khusus untuk clay. Methylene blue test digunakan untuk mengukur total kapasitas pertukaran kation dari suatu sistem clay.
Hasil penelitian ini menunjukan pada kedalaman pemboran 1650 mTVD – 1679 mTVD memiliki potensi terjadinya lost circulation karena tekanan formasi pada interval tersebut memiliki gradien tekanan formasi di bawah gradien tekanan formasi normal yaitu berdasarkan metode Eaton sebesar 0,340 psi/ft dan metode d-exponent sebesar 0,422 psi/ft. Pada kedalaman pemboran 1770 mTVD – 1950 mTVD diketahui memiliki potensi terjadinya kick karena tekanan formasi pada interval tersebut memiliki gradien tekanan di atas gradien tekanan formasi normal yaitu berdasarkan metode Eaton sebesar 0,593 psi/ft dan metode d-exponent sebesar 0,565 psi/ft. Berdasarkan analisa formasi yang dilakukan pada sampel cutting kedalaman 1470 mTVD, 1700 mTVD, dan 1925 mTVD formasi memiliki potensi terjadinya problem sloughing karena mineral kaolinite yang dominan.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 15 Nov 2018 07:09
Last Modified: 28 Feb 2024 02:02
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/17351

Actions (login required)

View Item View Item