ANALISIS PEMODELAN INVERSI 2D MODE POLARISASI TE, TM DAN TETM PADA DATA MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI “EFA”

Annailah, Emiroh Firyal (2018) ANALISIS PEMODELAN INVERSI 2D MODE POLARISASI TE, TM DAN TETM PADA DATA MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI “EFA”. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
3. COVER.pdf

Download (101kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. LEMBAR PENGESAHAN.pdf

Download (86kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (368kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. DAFTAR ISI.pdf

Download (191kB) | Preview

Abstract

Penelitian dilakukan pada data sekunder daerah panas bumi “EFA” Provinsi Sumatera Utara. Daerah “EFA” berada pada pertemuan lempeng Eurasia di utara dan lempeng Indo-Australia di selatan yang menyebabkan terbentuknya busur gunung api di Pulau Sumatera. Akibat dari pergerakan lempeng tersebut, terbentuk Sumatera Fault System (SFS) yang bertanggung jawab atas munculnya manifestasi mata air panas di daerah “EFA”. Berdasarkan informasi tersebut diperkirakan daerah “EFA” memiliki prospek sumber daya panas bumi yang besar. Untuk mengetahui potensi adanya sistem panas bumi daerah “EFA”, dilakukan eksplorasi geofisika dengan metode magnetotelluric (MT). Metode MT dapat mendeliniasi komponen sistem panas bumi berdasarkan kontras nilai tahanan jenisnya. Bumi sebagai model dua dimensi pada metode MT memiliki dua mode polarisasi yaitu mode Transverese Electric (TE) dan mode Transverse Magnetic (TM). Umumnya pada pemodelan inversi 2D digunakan gabungan kedua mode polarisasi yaitu mode TETM, namun penelitian ini akan membahas bagaimana sensitivitas dari masing-masing mode polarisasi. Data MT yang diolah berupa data satu lintasan berarah barat daya – timur laut yang terdiri dari tujuh titik pengukuran. Hasil pemodelan mode TE lebih menggambarkan nilai resistivitas rendah dan sensitif secara vertikal. Sebaliknya hasil pemodelan mode TM menggambarkan nilai resistivitas tinggi dan sensitif secara lateral. Model resistivitas representaif daerah penelitian dihasilkan oleh mode TETM dimana kontras resistivitas terbaca jelas secara vertikal maupun lateral sehingga komponen sistem panas bumi dapat terdeliniasi dengan baik. Interpretasi sistem panas bumi daerah “EFA” terdiri dari batuan teralterasi (10-30 Ω.m) sebagai caprock, batuan piroklastik Toba (30-200 Ω.m) sebagai reservoir dan batuan intrusi muda berkomposisi andesitik (>200 Ω.m) sebagai sumber panasnya. Kata Kunci : Magnetotelurik, Panas Bumi, Transverese Electric, Transverse Magnetic.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Basir Umaryadi
Date Deposited: 12 Sep 2018 02:14
Last Modified: 12 Sep 2018 02:14
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/16329

Actions (login required)

View Item View Item