SEDHA, FRUMENTIUS SIA (2018) LATAR BELAKANG RUSIA MENJADI MEDIATOR DALAM KESEPAKATAN GENCATAN SENJATA DAN PERUNDINGAN PERDAMAIAN ANTARA PEMERINTAH SURIAH DAN KELOMPOK OPOSISI DI ASTANA KAZAKHSTAN. Other thesis, Univesitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
Abstract.pdf Download (31kB) | Preview |
Preview |
Text
Abstrak.pdf Download (13kB) | Preview |
Preview |
Text
Cover.pdf Download (97kB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar Isi.pdf Download (39kB) | Preview |
Preview |
Text
Halaman Pengesahan Skripsi.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Suriah merupakan salah satu negara yang tengah mengalami konflik
berkepanjangan yang melibatkan pemerintah dengan kelompok oposisi. Konflik ini
merupakan imbas dari fenomena Arab Spring yang melanda hampir seluruh kawasan
Afrika Utara dan Timur Tengah pada akhir tahun 2010 hingga awal 2012. Arab
Spring merupakan bentuk protes massa yang bertujuan mengkudeta para pemimpin
negara karena dinilai diktator, otoriter dan korup dalam memimpin. Tuntutan
sebagian rakyat Suriah yang menginginkan presiden Bashar al-Assad mundur dari
jabatannya sebagai presiden Suriah, berujung pada aksi kekerasan setelah Assad
melibatkan kekuatan militer untuk menekan perlawanan kelompok yang
menentangnya. Berbagai upaya penyelesaian konflik telah dilakukan pasca
meluasnya aksi kekerasan bersenjata ke seluruh wilayah Suriah dan meningkatnya
korban jiwa. Namun langkah tersebut belum berhasil diwujudkan hingga adanya
intervensi dari sejumlah negara berpengaruh. Kehadiran negara-negara seperti Rusia,
Amerika Serikat, Iran, Arab Saudi, Turki dan munculnya kelompok ekstrimis ISIS,
justru mengubah konflik Suriah menjadi kompleks karena adanya benturan
kepentingan. Rusia dan Suriah adalah sekutu lama dan Rusia merupakan pendukung
utama pemerintah Suriah. Rusia telah memberikan dukungan militer dan politiknya
dalam mengatasi berbagai tekanan yang ada di Suriah baik yang bersifat internal
maupun eksternal dalam menyelesaikan konflik Suriah. Posisi Suriah yang strategis
dan merupakan mitra lama dalam sejumlah kerjasama politik, ekonomi, dan militer
menjadi alasan utama Rusia tetap mendukung pemerintah Suriah, rezim Bashar al-
Assad. Rusia juga menjadi negara yang mendorong terwujudnya perdamaian atas
Suriah. Keseriusan Rusia mewujudkan perdamaian atas Suriah terlihat dalam
perannya menjadi inisator sekaligus mediator kesepakatan gencatan senjata pada
akhir Desember 2016 yang diikuti dengan perundingan perdamain antara pemerintah
Suriah dan kelompok oposisi di Astana Kazakhstan sepanjang tahun 2017.
Tulisan ini akan menganalisis latar belakang Rusia menjadi mediator dalam
kesepakatan gencatan senjata dan perundingan perdamaian antara pemerintah Suriah
dan kelompok oposisi di Astana Kazakhstan. Berdasarkan konsep kepentingan
nasional, penulis menemukan adanya beberapa faktor yang mendorong Rusia menjadi
mediator dalam kesepakatan gencatan senjata dan perundingan perdamaian Suriah
tersebut yakni karena adanya kepentingan ekonomi, kepentingan militer, serta
kepentingan self preservation atau kelangsungan hidup bangsa dan negaranya
sendiri.
Kata kunci : Suriah, Rusia, gencatan senjata dan perundingan perdamaian Suriah,
kepentingan Rusia.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | J Political Science > JZ International relations |
Divisions: | x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 17 Apr 2018 04:41 |
Last Modified: | 17 Apr 2018 04:41 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/15041 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |