PARAGENESA MINERAL BIJIH DAERAH TEGALOMBO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PACITAN, PROVINSI JAWA TIMUR

HARAHAP, MERIANA GANDA MARITO (2018) PARAGENESA MINERAL BIJIH DAERAH TEGALOMBO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PACITAN, PROVINSI JAWA TIMUR. Masters thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
#1 HALAMAN JUDUL MERI.pdf

Download (127kB) | Preview
[img]
Preview
Text
#2 HALAMAN PENGESAHAN MERI.pdf

Download (309kB) | Preview
[img]
Preview
Text
#7 ABSTRAK - ABSTRACT MERI.pdf

Download (220kB) | Preview
[img]
Preview
Text
#8 DAFTAR ISI MERI.pdf

Download (142kB) | Preview

Abstract

Daerah penelitian berada di dalam wilayah Zona Pegunungan Selatan bagian Jawa Timur, secara administratif daerah penelitian terletak di Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis berada dalam 8o3’ 37,9” LS – 8o 5’ 15,5” LS dan 111o 15’ 47,5” BT – 111o 17’ 58,3” BT atau dalam zona UTM 49 S: N 531000 mE – N 535000 mE dan S 9106000 mE – S 9109000 mE., dengan luas wilayah penelitian 3 x 4 km atau 12 km2. Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi 3 satuan, yaitu Satuan Pegunungan Vulkanik (V1) yang menempati sekitar 62,5% dari luas wilayah penelitian, Satuan Lembah Vulkanik (V2) yang menempati sekitar 20% dari luas wilayah penelitian, dan Satuan Lembah Struktural yang menempati sekitar 17,5% dari luas wilayah penelitian dan berada relatif disebelah barat-timur hinga timurlaut-baratdaya dari wilayah penelitian. Pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian adah rectangular dan sub-dendritik. Struktur geologi yang terdapat didaerah telitian berupa sesar-sesar, kekar-kekar, dan urat-urat kuarsa. Sesar-sesar yang dijumpai di daerah telitian berupa sesa mendatar kiri dan mendatar kanan. Sesar Gerindulu dan sesar Mojo pergerakan relatif mendatar kiri yang berarah timurlaut-bratdaya (NE-SW), dan sesar-sesar lainnya seperti : Sesar Tegalombo, Sesar Tumpang, dan Sesar Mering pergerakannya relatif medatar kanan yang berarah baratlaut-tenggara (NW-SE). Kekar-kekar yang terdapat didaerah penelitian relatif berarah baratlut-tenggara (NW-SE) dab timurlaut-baratdaya (NE-SW). Satuan Tuff Arjosari yang berumur Oligosen Akhir, hubungannya menjari dengan Satuan Breksi Arjosari yang berada diatasnya yang berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal, hubungannya saling menjari dengan Satuan Andesit Lava pada Formasi Mandalika yang bera diatasnya yang juga berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal. Setelah itu diatasnya terendapkan Satuan Breksi Polimik Mandalika yang berumur Miosen Awal, hubungan keduanya adalah saling mnejari. Setelah itu Breksi Polimik Mandalika ini diterobos oelh Satuan Intrusi dasit yan berumur Miosen Awal-Tengah, Satuan Intrusi Andesit Hornblende yang berumur Miosen Tengah-Akhir, dan Satuan Intrusi Andesit Piroksen yang berumur Miosen Akhir-Pliosen. Alterasi yang terdapat di daerah penelitian terdiri dari 3 tipe yaitu alterasi propilitik, alterasi argilik, dan alterasi silisik. Sedangkan mineralisasinya berupa pirit, kalkopirit, dan kovelit dan termasuk dalam sistem epitermasl sulfidasi rendah. Berdasarkan hasil analisis-analisis laboratorium yang telah dilakukan maka dapat maka diketahui pengendapan mineralisasi bijih terjadi paling tidak 3 Tahap, diantaranya yaitu : 1. Tahap I (pirit), 2.Tahap II (pirit ± kalkopirit), 3. Tahap III (pirit + kalkopirit ± kovelit). Kata kunci : Alterasi, mineralisasi, paragenesa, mineral bijih.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > QE Geology
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 10 Apr 2018 03:36
Last Modified: 10 Apr 2018 03:36
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/14945

Actions (login required)

View Item View Item