Fadhlillah, M. Wildan (2018) GEOLOGI DAN STUDI ARAH ARUS PURBA FORMASI KABUH BERDASARKAN STRUKTUR PERLAPISAN SILANGSIUR DAERAH BONAGUNG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN TANON, KABUPATEN SRAGEN, PROPINSI JAWA TENGAH. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
KOVER.pdf Download (270kB) | Preview |
|
|
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (221kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (89kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (156kB) | Preview |
Abstract
Secara fisiografi daerah penelitian termasuk kedalam Zona Kendeng. Kondisi geologi yang kompleks menjadi daya tarik tersendiri untuk diteliti. Keberadaan fosil Vertebrata dan Manusia Purba pada Formasi Kabuh menjadi alasan utama dalam penelitian ini. Formasi Kabuh tersusun oleh litologi batupasir silang-siur yang bersifat vektor. Diperlukan adanya penelitian arah arus purba untuk mengetahui arah sumber material. Daerah penelitian secara administratif termasuk kedalam Kecamatan Tanon, Sumberlawang dan Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen Propinsi Jawa tengah. Daerah penelitian secara geografis terletak pada koordinat X: 485100-490100 dan Y: 9185600-9190600 UTM Zona 49 Southern. Daerah penelitian memiliki luasan 25 km2 yaitu panjang 5 km dan lebar 5 km. Pengkajian mengenai kondisi geologi dan arah arus purba akan menjadi objek penelitian yang diangkat dalam skripsi ini. Dalam analisisnya penentuan jenis silang-siur merupakan langkah pertama dalam pengukuran struktur tersebut. Pengukuran struktuk perlapisan silang-siur yang diukur adalah azimuth bagian “fore set” dari struktur silang-siur. Adapun unsur-unsur dari bagian fore set meliputi tebal, inklinasi dan azimuth. Menurut Potter dan Pettijohn (1963), untuk daerah yang telah mengalami perubahan kedudukan karena gangguan tektonik, dimana kemiringan bidang perlapisannya setelah gangguan tersebut tidak lebih dari 15o, maka koreksi terhadap azimuthnya kurang dari 1o, sehingga dapat diabaikan. Geomorfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga bentuk asal dan enam bentuk lahan, yaitu: a. bentuk asal struktural (S) terdiri dari bentuk lahan perbukitan struktural (S1) dan bentuk lahan lembah homoklin (S2) b. bentuk asal denudasional (D) terdiri dari bentuk lahan bukit sisa (D1) dan bentuk lahan dataran denudasional (D2) c. bentuk lahan fluvial (F) terdiri dari bentuk lahan tubuh sungai (F1) dan bentuk lahan dataran limpah banjir (F2). Berdasarkan Sandi Stratigrafi Indonesia 1996, bahwa pada daerah penelitian terdapat enam satuan bataun, yaitu: satuan napal Kalibeng (Miosen Akhir-Pliosen Awal), satuan batugamping Klitik (Pliosen Akhir), satuan batulempung-karbonatan Pucangan (Pliosen Akir-Plistosen Awal), satuan batupasir Kabuh (Plistosen Tengah), satuan breksi Notopuro (Plistosen Akhir), dan satuan endapan aluvial (Holosen). Daerah penelitian memiliki struktur geologi sesar dan kekar. Struktur sesar berupa sesar mendatar kanan Cepoko dan sesar mendatar kiri naik Pagak. Struktur kekar berupa kekar Pare dan kekar Cepoko. Didapatkan hasil arah arus purba menunjukan sumber material berasal dari arah tenggara daerah penelitian menuju barat laut. Diinterpretasikan berasal dari Lawu Complex dan terendapkan pada lingkungan pengendapan batuan berada pada sungai meandering. Potensi geologi daerah penelitian berupa potensi positif kandungan fosil, bahan galian C dan mata air. Sedangkan potensi negatif berupa gerakan tanah. Kata kunci: Formasi Kabuh, struktur silang-siur, arah arus purba
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Basir Umaryadi |
Date Deposited: | 05 Mar 2018 02:41 |
Last Modified: | 05 Mar 2018 02:41 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/14583 |
Actions (login required)
View Item |