LIMBAH INDUSTRI BATIK MENGGUNAKAN PEWARNA ALAM: AMANKAH BAGI LINGKUNGAN?

Yanisworo, Wijaya Ratih (2014) LIMBAH INDUSTRI BATIK MENGGUNAKAN PEWARNA ALAM: AMANKAH BAGI LINGKUNGAN? Working Paper. Universitas Pembangunan Nasional "veteran" Yogyakarta. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (merupakan laporan akhir dari hibah kluster th 2014 tentang limbah batik pewarna alami terhadap viabilitas bakteribatik)
KLUSTER-2014-yanisworo-laporan akhir.pdf

Download (886kB) | Preview

Abstract

Industri batik berkembang pesat karena tren pakaian batik sedang diminati oleh semua kalangan. Beberapa senyawa pewarna bersifat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri, sehingga sering digunakan sebagai antibiotik alami. Kemampuan senyawa tersebut menghambat pertumbuhan mikrobia perlu diwaspadai karena ada kemungkinan bahwa paparannya dalam tanah dapat mengurangi populasi mikrobia. Selama pewarnaan dilakukan proses yang disebut dengan mordanting menggunakan senyawa mordan. Beberapa mordan yang efektif dan sering digunakan mengandung logam. Apabila tidak dilakukan dengan hati-hati, proses mordanting berpotensi menimbulkan efek karsinogenik. Pemaparan limbah di alam juga berdampak terhadap perubahan pH lingkungan. Di sentra industri batik dengan pewarna alam seperti di Wukirsari, pada umumnya limbah produksi batik langsung dibuang dalam sumur resapan tanpa diberi perlakuan tertentu. Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui keamanan limbah di alam dengan mempelajari pengaruh limbah industri batik pewarna alami terhadap viabilitas bakteri tanah, serta mengetahui kemampuan mikrobia tanah dalam merombak senyawa pewarna alami batik tersebut. Tujuan jangka panjangnya adalah mendapatkan isolat bakteri yang mampu merombak senyawa pewarna alami serta menciptakan teknik bioremediasi yang tepat dengan menggunakan isolat bakteri unggul yang berhasil diisolasi. Dalam penelitian ini, limbah yang akan diuji dipilih berdasarkan warna dominan yang dihasilkan yaitu pewarnaan merah, biru, kuning dan warna gelap, diambil dari desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Masing-masing jenis limbah diuji pengaruhnya terhadap viabilitas bakteri alami tanah. Diuji pula kemampuan komunitas bakteri tanah dalam merombak senyawa dasar pewarna alam. Contoh tanah yang digunakan diambil di sekitar sentra industri terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah batik pewarna alami mempunyai parameter pencemar (BOD, COD, pH, kadar logam) di atas ambang batas, namun demikian jumlah bakteri total mencapai lebih dari 105 sel/ml dan jumlah bakteri pelarut fosfat dalam limbah tersebut relatif tinggi, yaitu mencapai sekitar 104 sel/ml. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat dalam limbah termasuk senyawa yang relatif mudah dirombak, bukan termasuk senyawa yang bersifat toksik, seperti logam berat. Limbah batik pewarna alam mahoni dan indigo berpengaruh positip terhadap viabilitas bakteri total, penambat nitrogen dan bakteri pelarut fosfat. Limbah batik pewarna alami jolawe berperan positip terhadap viabilitas bakteri total, namun demikian menurunkan viabilitas bakteri penambat nitrogen maupun pelarut fosfat. Diperoleh 14 isolat bakteri dari limbah batik pewarna alami. Namun demikian kemampuan dekolorisasi terhadap limbah dari isolat yang diperoleh masih rendah, sehingga masih diperlukan upaya untuk mendapatkan isolat lain. Limbah batik pewarna alami sangat prospektif untuk dimanfaatkan sebagai media untuk budidaya azolla, mengingat kadar bahan organik, kadar bakteri total dan bakteri pelarut fosfatnya relatif tinggi. Kata kunci: Pewarna alam, limbah, bakteri, viabilitas

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor
Divisions: Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Biological Sciences
Depositing User: Dr.Ir,MSi YANISWORO RATIH
Date Deposited: 24 Oct 2017 04:52
Last Modified: 25 Oct 2017 05:25
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/13315

Actions (login required)

View Item View Item