ADELIA W, KINANTI (2017) SHUTTLE DIPLOMACY RI DALAM MENYELESAIKAN PERBEDAAN PANDANGAN DI ANTARA ANGGOTA ASEAN MENGENAI LAUT CINA SELATAN. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
ABSTRAK.pdf Download (87kB) | Preview |
Preview |
Text
cover depan skripsi.pdf Download (27kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (39kB) | Preview |
Preview |
Text
pengesahan.pdf Download (151kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana peran aktif Indonesia dalam
menghadapi konflik di wilayah Laut Cina Selatan terutama melalui jalan
Diplomasi yang lebih ditekankan pada masa kepemimpinan SBY pada saat itu.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana langkah-
langkah Diplomasi yang ditempuh Indonesia khususnya setelah dilakukannya
shuttle diplomacy oleh Menteri Luar Negeri saat itu, Marty Natelegawa berkaitan
dengan ketidak sepahaman negara-negara anggota ASEAN dalam menyelesaikan
konflik Laut Cina Selatan. Data-data yang digunakan merupakan data sekunder
yang mendapat informasi yang akurat melalui studi pustaka.
Melalui shuttle diplomacy, Indonesia ingin menunjukan bahwa perang dan
aksi militer yang melibatkan kekerasan bukan jawaban atas masalah,dan melalui
shuttle diplomacy yang dilakukan indonesia juga ingin menghimbau agar Negara-
negara ASEAN membangun kembali kesatuan. Melalui shuttle diplomacy
Indonesia juga ingin menekankan dan memberi contoh mengenai pentingnya
kerjasama antar Negara ASEAN dalam menyelesaikan konflik sehingga ASEAN
sebagai organisasi kunci pemersatu Negara-negara di wilayah Asia Tenggara tidak
kehilangan kredibilitasnya di mata dunia internasional.
Mekanisme diplomasi preventif memberikan pengaruh yang cukup baik
dalam penyelesaian konfilik secara damai. Negara-negara terkait menyadari
bahwa konfrontasi militer hanya akan berdampak buruk bagi semua pihak. konflik di kawasan Laut Cina Selatan, partisipasi Indonesia diakui dunia
internasional sebagai pihak aktif dalam mencari celah konsolidasi politik dan
menyerukan arti penting kawasan Laut Cina Selatan yang tidak hanya dianggap
signifikan bagi negara-negara yang berada di wilayah sekitarnya melainkan turut
dirasakan demikian bagi dunia internasional.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama Indonesia memilih jalur
diplomasi, terutama shuttle diplomacy sebagai jalan untuk menegahi serta
berusaha menyelesaikan konflik di Laut Cina Selatan adalah agar negara-negara
anggota ASEAN dapat satu suara mengenai cara penyelesaian konflik ini untuk
mencegah campur tangan negara lain, terutama negara besar seperti Amerika
Serikat. Shutlle diplomacy juga sebagai penegasan posisi Indonesia sebagai negara
yang memiliki potensi sebagai penegah konflik yang netral dan berkompeten.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | J Political Science > JZ International relations |
Divisions: | x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 06 Apr 2017 03:06 |
Last Modified: | 06 Apr 2017 03:06 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/11712 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |