ANALISA PIPA TERJEPIT DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA PEMBORAN TRAYEK 26” SUMUR “X” LAPANGAN “Y” PT. PERTAMINA EP

FERNANDO SILALAHI, HANSEN (2017) ANALISA PIPA TERJEPIT DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA PEMBORAN TRAYEK 26” SUMUR “X” LAPANGAN “Y” PT. PERTAMINA EP. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (65kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (22kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Lembar Pengesahan.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Ringkasan.pdf

Download (12kB) | Preview

Abstract

Kegiatan operasi pemboran merupakan kegiatan yang sangat berpotensi terjadinya problem pemboran, salah satu contoh problem pemboran yang terjadi pada sumur “X” adalah pipa terjepit (pipe sticking). Problem pemboran ini mengakibatkan kerugian waktu dan biaya. Pada operasi pemboran sumur “X”, terjadi pipe sticking saat kedalaman mencapai 721 mMD trayek 26”. Metodologi yang digunakan dalam Skripsi ini adalah, pengumpulan data, dan kemudian dilakukan analisa penyebab terjepitnya pipa. Analisa penyebab terjadinya pipa terjepit dikaji berdasarkan aspek litologi formasi, aspek geometri lubang bor, aspek parameter pemboran (Weight On Bit) dan aspek lumpur pemboran. Berdasarkan hasil FPIT menunjukkan pada kedalaman 235 mMD sebagai titik jepitnya. Penyebab utama pipe sticking disebabkan adanya penambahan sudut mendadak (dogleg) pada kedalaman terjepitnya pipa dan mengakibatkan keyseat. Didapat harga dog leg survey sebesar 1.54°/30 m melebihi harga dogleg severity yang sebesar 0.54°/30 m. Berdasarakan analisa parameter pemboran, besarnya WOB (Weight On Bit) actual sebesar 11850 lbs, masih di bawah batas WOB max yang telah diijinkan, yaitu 80286.6 lbs, sehingga bisa dikatakan bahwa faktor dari parameter pemboran ini aman. Selain itu penyebab pipe sticking ini juga disebabkan oleh adanya gugurah/runtuhan formasi yang tidak kompak yaitu batupasir lepas di atas kedalaman terjepitnya pipa yang runtuh karena densitas lumpur yang terlalu kecil sebesar 9.16 ppg dan menghasilkan differential pressure sebesar 12.02 psi memperbesar kemungkinan terjadinya guguran formasi batupasir lepas dan mengakibatkan jepitan. Adapun langkah–langkah yang telah dilakukan yaitu WOP (Work On Pipe) dan sirkulasi secara berulang kali, perendaman (Spotting Fluids) dengan menggunakan Black Magic, lalu melakukan String shot back off disusul dengan melakukan Fishing namun gagal setelah berulangkali mencoba menjajak puncak ikan, dan akhirnya diputuskan untuk melakukan cement plug lalu melakukan side track.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 04 Apr 2017 02:08
Last Modified: 04 Apr 2017 02:08
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/11676

Actions (login required)

View Item View Item