ANALISIS PENYANGGA (WELD MESH) LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH PT. FREEPORT INDONESIA, TIMIKA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA

ANUGRAH, CAKRA (2015) ANALISIS PENYANGGA (WELD MESH) LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH PT. FREEPORT INDONESIA, TIMIKA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. Masters thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[thumbnail of Abstrak.pdf]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (113kB) | Preview

Abstract

Tingginya rata-rata curah hujan yang terjadi (± 4000 mm/y) menyebabkan
beberapa drift di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) terdapat spot
air. Keterdapatan air di area GBC dikontrol oleh adanya fracture, joint, lithology
contact dan fault. Pengaruh dari keterdapatan air di area GBC memungkinkan
adanya indikasi penyebab korosi pada penyangga (ground support) khususnya
pada penyangga jenis weld mesh. Kegiatan pemantauan (monitoring) korosi di
area GBC merupakan langkah penting untuk mengetahui zona-zona yang
memiliki potensi indikasi korosi. Pemantauan (monitoring) korosi dilakukan
dengan cara pemetaan zona yang memiliki potensi korosi berdasarkan metode
RSI. Dari hasil monitoring berdasarkan metode RSI diperoleh tiga (3) zona korosi
antara lain korosi rendah,korosi sedang dan korosi tinggi.
Kualitas massa batuan mempengaruhi terjadinya korosi, dibuktikan pada area
yang memiliki nilai RMR yang rendah memiliki indeks korosi yang tinggi. Hal
tersebut dikarenakan pada area yang memiliki kondisi massa batuan yang rendah
terdapat rekahan-rekahan batuan (fracture rock), dimana melalui rekahan tersebut
air dapat masuk dan mengalir ke dalam area tambang bawah tanah di lokasi
penelitian dan tentunya air tersebut merupakan faktor penyebab terjadinya korosi.
Analsis kekuatan penyangga (weld mesh) di lokasi penelitian dilakukan dengan
pengujian kuat tarik berupa single wire test dan welding test (kekuatan las).
Analisis dilakukan pada weld mesh dari masing-masing zona yang telah dipetakan
yaitu pada pengujian single wire test menghasilkan nilai kekuatan weld mesh
dalam menerima beban maksimum sebesar 10700,2 N (keadaan tidak korosi),
10384,9 N (korosi rendah), 8562,9 N (korosi sedang), dan 8654,9 N (korosi
tinggi). Pada pengujian welding test menghasilkan nilai beban puncak kekuatan
las (peak load) sebesar 9795,5 N (keadaan tidak korosi), 7831 N (korosi rendah),
7867,5 N (korosi sedang), dan 4841 N (korosi tinggi).
Berdasarkan hasil perhitungan FK penyangga diperoleh adanya penurunan nilai
FK penyangga pada area-area yang korosif. Nilai FK penyangga pada area korosi
rendah yaitu mengalami penurunan dari 0,79 menjadi 0,78 (kombinasi split set,
weld mesh), 2,29 menjadi 2,28 (kombinasi split set, threadbar, weld mesh) ; nilai
FK penyangga pada area korosi sedang mengalami penurunan dari 0,71 menjadi
0,69 (kombinasi split -set, weld mesh), 2,02 menjadi 2,00 (kombinasi split set,
threadbar, weld mesh) ; dan nilai FK pada area korosi tinggi mengalami
penurunan dari 0,54 menjadi 0,51 (kombinasi split -set, weld mesh), 1,48 menjadi
1,45 (kombinasi split set, threadbar, weld mesh).
Kata kunci : Monitoring, RSI, Weld Mesh, Faktor Keamanan (FK)

Item Type: Thesis (Masters)
Subjek: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 17 May 2016 02:48
Last Modified: 17 May 2016 05:30
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/1116

Actions (login required)

View Item View Item