IDEOLOGI PLESETAN “NANDOER JAZZING PAKARTI” PADA PAGELARAN NGAYOGJAZZ 2011 DI KOTAGEDE (Analisis Semiotika Ideologi Plesetan Dalam Tagline Ngayogjazz 2011 di Kotagede Pada Tata Panggung, Line Up Artis, dan Artistik Venue)

ASFANI, SETYAJI (2012) IDEOLOGI PLESETAN “NANDOER JAZZING PAKARTI” PADA PAGELARAN NGAYOGJAZZ 2011 DI KOTAGEDE (Analisis Semiotika Ideologi Plesetan Dalam Tagline Ngayogjazz 2011 di Kotagede Pada Tata Panggung, Line Up Artis, dan Artistik Venue). Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (79kB) | Preview

Abstract

Sekarang ini banyak sekali festival musik Jazz yang terselenggara di Indonesia dengan menampilkan banyak musisi-musisi Jazz yang terkenal pada setiap penyelenggaraannya, dan pertunjukan tersebut selalu diadakan di gedung atau tempat eksklusif lainnya, sehingga untuk dapat menikmati suguhan musik tersebut, para calon penonton akan dikenai biaya masuk yang tidak murah, jadi hanya sebagian kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas yang bisa menikmati suguhan musik tersebut. Kemudian muncul opini dari masyarakat bahwa musik Jazz itu dengan identik dengan kemewahan, elite, dan terdidik. Ngayogjazz hadir bertujuan untuk melawan pendapat tersebut dan mendekonstruksi pemikiran masyarakat dengan menyelenggarakan sebuah festival Jazz yang tidak mainstream, yaitu bahwa musik Jazz ternyata bisa dimainkan secara biasa, lebih memasyarakat tanpa memandang strata sosial, Tidak ada batasan antara pemain musik dengan para penikmat, di tempat yang tidak eksklusif, atau bisa dikatakan Jazz yang dimainkan secara ndeso tapi penuh semangat untuk bisa diapresiasi secara luas. Pada setiap penyelenggaraannya, Ngayogjazz selalu hadir dengan tagline dari plesetan peribahasa Jawa yang diberi cita rasa Jazz, karena peribahasa merupakan estetika yang enak, akrab, dan sudah menjadi kebiasaan orang Jawa dalam menggunakan peribahasa dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian plesetan digunakan karena pengertian plesetan sendiri adalah menyindir secara halus, dan plesetan sendiri bagi masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta bukan sesuatu yang baru karena hal itu sudah menjadi tradisi dalam setiap pagelaran Ketoprak Mataram sebagai bentuk perlawanan dari masyarakat kecil atau marjinal. Tagline tersebut dipilih atas dasar keadaan sosial di dunia musik Jazz, yang pada setiap pertunjukannya selalu menampilkan musisi yang stagnan. Ngayogjazz berkeinginan untuk lebih memberikan kesempatan pada pemain Jazz muda yang berbakat, tetapi jarang atau malah belum pernah diekspos media massa, dan Ngayogjazz bisa dijadikan ajang dan ruang presentasi untuk memunculkan musisi atau pemain Jazz tersebut agar masyarakat bisa lebih mengenalnya.Tidak hanya dengan menampilkan musisi Jazz muda saja, tetapi Ngayogjazz juga diselenggarakan dengan konsep pertunjukan yang tidak biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari tagline Ngayogjazz 2011 di Kotagede yaitu “Nandoer Jazzing Pakarti” yang berasal dari plesetan peribahasa Jawa “Ngunduh Wohing Pakarti” dan penerapannya pada tata dan lokasi panggung, line up artis, dan artistik di venue. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode analisis semiotika dari Ferdinand de Saussure dengan mempelajari signifier dan signified yang terdapat di acara tersebut menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian menyatakan bahwa tagline tersebut menjadi dasar pemikiran dalam mengkomunikasikan makna perlawanan dan pesan persemaian dari tagline tersebut dengan tata lokasi panggung, susunan line up artis, dan artistik di venue di Ngayogjazz 2011 Kotagede Right now a lot of Jazz music festival which was held in Indonesia by showinga lot of famous Jazzmusicians in every single show, and it always held in the building or other exclusive places, so asto be able toenjoythe music,theprospective audiencewill be chargedan entrance fee which is not cheap, So that only some groups of people with middle to upper economic level who can enjoy the music show. Then came the opinions from the community that Jazz music was synonymous with luxury, elite and educated. Ngayogjazz came with purpose to counter that opinion and deconstruct the mindset in public by organizing a jazz festival that is not mainstream, that jazz music can be played common, more socially, without regard of social level, no boundary between musicians and the audiences, in no exclusive places, or can be say Jazz music wich it plays commonly but full ofenthusiasm to appreciate it widely. In each implementation, Ngayogjazz always comes with a tagline from Java proverb and it given Jazz flavor, and proverbs is a nice aesthetic, intimate, and has become a habit of the Javanese in using proverbs in daily life. Later Slang used because it couldbe interpretedasa playsubtly insiunating, and Slang for Javanesse, especially for people of Yogyakarta it’s not brand new thing, because it has been traditions in every single Kethoprak Mataram show as a form of resistance from small or marginalized communities. The tagline was chosen based on social conditions of Indonesian Jazz music, that in every event was always show a stagnant musician. Ngayogjazz wants to provide an opportunities for talented young Jazz music player, but rarely or have never been exposed to mass media, and Ngayogjazz can be use to be a presentation space to bring out that player so people can get to know. Not only with just show a young Jazz music player, but Ngayogjazz also been held with unusual concept of the show. Type of research wich used is qualitative with semiotics analysis methode from Ferdinand de Saussure by studying signifier and signified wich contained in that event with obsevation and interview data collection techniques.This study aims to determine the significance of Ngayogjazz 2011 Kotagedhe tagline "Nandoer Jazzing Pakarti" which it comes from a slang of Javanese proverb "Ngunduh Wohing Pakarti" and its application to layout and the location of the stage, line up artists, and artistic venues. This research resulted that tagline became the fundamental idea in communicating meaning of resistance and message of seedbed from that tagline with layout and the location of the stage, line up artists, and artistic venues in Ngayogjazz 2011 Kotagede

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 25 Jan 2017 08:42
Last Modified: 25 Jan 2017 08:42
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/11089

Actions (login required)

View Item View Item