IDENTIFIKASI PROBLEM PEMBORAN PADA TRAJECTORY 13 3/8 ” SUMUR “X” LAPANGAN “Y” DENGAN PENDEKATAN ANALISA MBT DAN XRD DARI SAMPEL CUTTING

Sandhi Irawan, Prakoso (2016) IDENTIFIKASI PROBLEM PEMBORAN PADA TRAJECTORY 13 3/8 ” SUMUR “X” LAPANGAN “Y” DENGAN PENDEKATAN ANALISA MBT DAN XRD DARI SAMPEL CUTTING. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
1.COVER .pdf

Download (311kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2.COVER Pengesahan.pdf

Download (357kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2.Lembar pengesahan.pdf

Download (212kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3.DAFTAR ISI.pdf

Download (220kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4.ABSTRAK.pdf

Download (157kB) | Preview

Abstract

Formasi yang ditembus ketika pemboran pada Sumur “X” Lapangan “Y” adalah formasi shale dengan sisipan-sisipan sandstone pada kedalaman antara 220 ftMD hingga 780 ftMD. Sisipan siltstone dan sandstone pada kedalaman antara 1290 ftMD hingga 1610 ftMD, 3820 ftMD hingga 4260 ftMD. Sisipan limestone pada kedalaman antara 2730 ftMD hingga 3820 ftMD, 5280 ftMD hingga 5660 ftMD, 5880 ftMD hingga 6280 ftMD. Sisipan siltstone dan limestone pada kedalaman antara 6920 ftMD hingga 8640 ftMD. Permasalahan yang terjadi pada sumur ini adalah saat Pull Out Of Hole (POOH) terjadi pipa terjepit pada kedalaman 5867 - 5860 ftMD, 5688 - 5687 ftMD dan 5354 - 5351 ftMD. Dalam melakukan identifikasi mengenai faktor penyebab ketidakstabilan lubang bor Sumur “X” dilakukan analisa identifikasi mineral clay dengan uji X-Ray Diffraction (XRD). Analisa mineral dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dilakukan dengan dua cara yaitu kondisi air dry dan di solvasi EG (ethylene glycol). Selain itu juga dilakukan uji Methylene Blue Test (MBT) untuk mengetahui karakteristik shale pada lapisan yang ditembus sebagai analisa aspek litology formasi. Identifikasi tersebut untuk mengetahui kondisi Sumur “X” dan juga untuk menganalisa penyebab terjadinya pipa terjepit. Berdasarkan hasil uji XRD dengan membandingkan hasil uji XRD kondisi air dry dengan kondisi tersolvasi (ethylene glycol) EG teridentifikasi keberadaan mineral smectite sepanjang interval kedalaman pemboran yang dianalisa pada Trajectory 13 3/8 dengan intensity yang berbeda - beda, selain keberadaan mineral smectite juga teridentifikasi keberadaan mineral kaolin. Dari hasil uji XRD, mineral pada problem terjadi menunjukan nilai puncak kondisi air dry dan solvasi (ethylene glycol) EG tetap berada pada kisaran 7 Å sehingga menunjukan mineral kaolin yaitu mineral yang tidak berpotensi swelling dan berdasarkan uji MBT menunjukan class C dengan tekstur Hard. Maka penyebab terjadinya pipa terjepit karena dinding formasi yang mudah gugur, sehingga guguran tersebut menyumbat rangkaian pipa bor saat Pul Out Of Hole (POOH). Hasil analisa dengan metode Methylene Blue Test (MBT) menunjukan shale class pada sampel yang diuji yaitu A, B dan C dengan nilai CEC antara 6 – 38 meq/100 gram clay. Shale class yang dominan adalah B dengan tekstur firm serta clay type illite mixed layer, tetapi shale class yang lain tidak dapat diabaikan sebagai penyebab problem shale. Problem pada sumur “X” tersebut disebabkan oleh sloughing (terjadinya guguran dinding formasi), guguran dari formasi menyebabkan penumpukan pada lubang bor sehingga pipa terjepit.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 18 Jan 2017 04:00
Last Modified: 18 Jan 2017 04:00
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/10903

Actions (login required)

View Item View Item